Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal 'Busi' Motor

Komponen / Spare Part Motor yang cukup mungil ini, ternyata menjadi komponen yang paling mendapat perhatian, Terutama dalam hal penggantian, karena ini merupakan komponen yang bisa menurun performanya seiring dengan penggunaan, jadi ada masanya perlu diganti...

Biasanya sih kalo saya sebagai tolok ukur untuk mengganti busi itu bertepatan dengan penggantian Oli selisih dua...

Jadi misalnya April kamu Ganti Oli sekaligus Busi, maka penggantian Oli selanjutnya / yang kedua tidak perlu ganti busi, nah... baru setelah penggantian oli yang berikutnya lagi, baru ganti busi juga agar performanya terjaga.


Tetapi dalam kasus saya ini, motor digunakan terus / penggunaannya sering, dan karena Spedometer motornya juga udah rusak, mau beli "Mahal" juga rupanya dan udah mulai susah cari spare partnya. Sehingga saya tidak bisa melakukan cek Kilometer, dimana biasanya para Rider sih berpatokan pada Kilometer tersebut, Ada sih yang bilang kalo udah 6000Km ( Busi Standar ) itu performanya udah mulai turun dan lebih baik siap siap ganti... ^_^ 


Karena melemahnya busi bisa berakibat proses pembakaran tak lagi sempurna dan efisiensi bahan bakar tidak ideal atau konsumsinya makin boros.


Tahap yang lebih parah lagi ya.. Mogok.. Karena memang si Mungil ini fungsinya berkaitan dengan sistem pengapian mesin..


( Biasanya perlu sih bawa busi serep.. ^_^, biar kalo udah ketahuan mogok, bisa langsung bongkar ditempat... karena umumnya mengganti busi itu tidak terlalu sulit.. asal punya kuncinya.. kalo enggak ya.  susah .. wkwkwk  )








Apa sih itu Busi?


BUSI (merupakan serapan dari bahasa Belanda bougie yang Konon Bougie sendiri aslinya dari bahasa Prancis) Apa sih itu? Busi adalah suatu suku cadang motor yang dipasang pada bagian mesin pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. 


Busi dipasang untuk membakar campuran udara dan bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. 


Pada bagian tengah busi terdapat elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder.


Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi yang menghasilkan percikan untuk membakar campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi penyalaan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi).




Jenis atau Tipe Busi


Api dan suhu busi harus bisa mencegah pembakaran dini dan suhu busi juga dituntut tinggi supaya mencegah timbulnya kerak. beberapa produsen busi memproduksi beberapa tipe busi. Sebelum memutuskan untuk mengganti busi motor, kita harus kenali lebih dulu jenis busi berikut ini: 


 


Busi Standar


Memiliki bahan ujung elektroda ( konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara). )

dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. 


Diperkirakan Jarak tempuh busi standar sampai sekitar 19 ribu Km, ketika kondisi pembakaran normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain seperti oli mesin dan konsumsi Bahan Bakar Minyak / BBM yang berlebihan efek dari peningkatan spesifikasi karbu (Karburator) . Busi ini bawaan motor setiap diluncurkan dari pabrikan.


 


Busi Platinum


Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi sekitar 30 ribu km. Busi ini favorit bikers penyuka touring karena kemampuannya.


 


Busi Iridium


Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi sekitar 50 ribu sampai 70 ribu km. berumur lama cocok buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa dikatakan semi kompetisi, biasa diaplikasi buat mesin non standar 


 


Busi Racing


Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.


Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, untuk rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.


 


Busi Resistor


Logo R dengan font miring banyak yang mengira artinya racing. sebenarnya R itu artinya resistor. Busi ini dipakai untuk melindungi perangkat elektronik digital, berupa speedometer, indikator pada kendaraan yang memakainya, terhadap pengaruh gelombang radio dan sejenis nya. Maka, busi ber-kode R pada busi mesti diingat, sebagai perlindungan perangkat elektronik digital motor. 



Memilih busi dingin atau busi panas, 



Ada dua macam busi yaitu busi panas dan busi dingin.


Perbedaan keduanya, Busi dingin memiliki ujung insulator lebih pendek sehingga cepat membuang panas.

Sedangkan busi panas memiliki insulator yang lebih panjang, sehingga dapat menyimpan panas dalam jangka waktu lebih lama. 


  1. Daerah tempat tinggal, Khusus daerah bersuhu dingin, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak. Sedang, daerah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai busi dingin. Untuk mencegah terjadinya pre ignition atau pembakaran dini.
  2. Perbandingan kompresi dan kapasitas mesin, Makin besar kapasitas mesin, makin tinggi panas yang dikandung. Di sini busi juga menentukan kualitas pembakaran, dengan batasan diatas 150 cc, sebaiknya menggunakan busi tipe dingin. Dan mengingat, motor harian dirancang pabrikan menganut perbandingan kompresi rendah, maka suhu relatif rendah ke panas. kapasitas mesin yang sebaiknya dijadikan acuan.

 


Memilih busi motor yang baik dan bagus yang sesuai dengan mesin motor 



Ada beberapa kriteria, seperti:


  • Perbandingan kompresi
  • Campuran bahan bakar dan udara
  • Oktan BBM
  • Timing pengapian
  • Suhu daerah sekitar
  • Gaya pemakaian standar atau balap

 


Masalah pada busi


1. Kerak yang banyak di ujung busi, 


penyebabnya adalah:

  • - Part pengapian ada yang rusak, Seperti CDI, koil dan cop busi
  • - Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah
  • - Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk
  • - Kode busi terlalu dingin


 


2. Panas busi berlebihan


  • - Kode busi terlalu panas
  • - Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering
  • - Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak
  • - Terlalu sering full throtle (katup gas yang fungsinya mengatur asupan udara yang masuk ke ruang bakar)


 


Jarak gap pada busi dan akibatnya


1.    Gap busi terlalu rapat


Kelemahannya pengapian akan kecil tidak sesuai dengan pembakaran, Tapi keuntungannya, busi selalu  memercikan api di setiap peningkatan rpm ( revolutions per minute atau putaran yang dilakukan mesin dalam 1 menit ) mesin dengan kurva yang rapat.


2.    Gap busi terlalu renggang


Kelemahannya pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi akan kacau, tapi pengapian pada rpm rendah dan menengah pembakarannya lebih sempurna.


 



Cara Kerja Busi


Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.


Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron,


suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini. 


 




Sekian Pembahasan kali ini tentang "Mengenal Busi"... 



Posting Komentar untuk "Mengenal 'Busi' Motor"